Setelah heboh karena berita letusan gunung merapi serta dampaknya, sekarang sleman heboh lagi dengan penemuan Crop Circle. Banyak pro dan kontra mengenai temuan ini. Pihak yang pro, Sebuah komunitas pengamat UFO yang menamakan dirinya Beta UFO Indonesia (BUI), menyatakan crop circle di Kecamatan Berbah, Sleman, Yogyakarta, bukanlah buatan manusia. Kesimpulan ini diambil setelah mereka mengirimkan tim ke Yogyakarta.
Meski saat melakukan pengamatan langsung di TKP, tim dari BUI tidak bisa memantau secara leluasa karena di sekitar lokasi telah dipasang police line.
Namun mereka yakin bahwa itu memang benar-benar asli. Dugaan itu diperkuat dengan pengakuan para petani yang tidak melihat kegiatan mencurigakan di atas lahan tersebut. "Tidak ada keterangan yang menyebutkan, melihat ada orang melakukan hal-hal aneh di sawah itu," kata Kapolsek Berbah AKP I Made Muliawan saat berbincang dengan
detikcom, Senin (24/1/2011).
Bahkan, salah satu pemilik lahan yang tinggal tidak jauh dari sawah mengaku mendengar suara bising pada malam hari sebelum simbol tersebut ditemukan. Suara tersebut mirip suara pesawat.
Sedang pihak yang kontra alias tidak setuju salah satunya adalah Komunitas UFO Indonesia (UFO-Indonesian Community), yang sudah memastikan lingkaran tersebut bukan jejak UFO alias buatan manusia. Kesimpulan ini dibuat setelah tim dari UFO-IC meneliti crop circle itu dari dekat.
Ketua yang juga pendiri UFO-IC, Michael Gumelar, mengatakan, dari foto yang diambil Bondan, anggota UFO-IC, dapat terlihat padi-padi tersebut rebah karena tekanan. Dia juga menambahkan bahwa jejak UFO yang asli menggunakan teknologi pemanasan yang belum bisa dilakukan manusia.
Lantas bagaimana fenomena ini di mata ahli desain circle crop? Menurut ahli crop circle, Alfian Yudhika, setelah mengamati foto-foto circle di Sleman dari berbagai media, bentuk crop circle yang saat ini menjadi perbincangan tersebut kurang sempurna.
Dari beberapa foto crop circle di Sleman, Alfian mencoba menganalisa design dasar simetrik-nya. Hasil analisanya, crop circle tersebut dibuat dengan menggunakan beberapa desain dasar.
"Pertama, 9 lingkaran (dengan 6 variasi ukuran). Kedua, 4 segiempat (2 variasi ukuran besar dan kecil) yang selanjutnya digunakan untuk membentuk 16 segitiga (2 variasi ukuran)," paparnya.
Selanjutnya, menurut analisanya, 16 segitiga tersebut membentuk 2 bintang segi delapan yang memiliki ukuran besar dan kecil. Bentuk yang sempurna digambarkan Alfian dalam grafis yang dikirimkan ke redaksi detikcom.
"16 Segitiga tersebut membentuk 2 bintang segi delapan ukuran besar dan kecil (sekilas mirip surya Majapahit/lambang kerajaan Majapahit),"
ADS HERE !!!