Apa yang
anda ketahui dari sosok Napoleon Bonaparte? Seorang Jendral dan Kaisar Prancis
yang tenar karena kegeniusan gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur
dari segi itu semata, bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar
sepanjang jaman. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh yang
paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Ataukah sebuah cerita unik dari Napoleon
Bonaparte, saat berperang di Timur Tengah tahun 1799. Ketika ia bermaksud
melepaskan 1200 tentara Turki yang berhasil ditawan Perancis, saat Perancis
berhasil merebut Jaffa.
Saat itu Napoleon sedang terserang influenza. Saat
menginspeksi pasukan, Napoleon terserang batuk berat hingga ia mengatakan “Ma
sacre toux” (Batuk sialan). Perwira pendamping Napoleon merasa sang jenderal
mengatakan “Massacrez Tous” (Bunuh semua). Akibatnya, seluruh 1200 orang
tawanan Turki itu dibunuh. Hanya karena batuk sang jenderal dan kuping perwira
yang error! Hehehe....
Tapi tahukah
bahwa, sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara
Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang
telah diperolehnya itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya,
agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte
merasa tenang dan damai.
Akhirnya
pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon
Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia Internasional. Namanya
berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama lamanya ?
Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat di majalah Genuine Islam, edisi
Oktober 1936 terbitan Singapura.
"I read
the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is
there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?"
"The
science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial
movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun! One shall
see the stars falling into the sea... I say that of all the suns and
planets,..."
"Saya
membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah
bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah
Luth beserta kedua puterinya?" (Lihat Kejadian 19:30-38)
"Sains
telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan
ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari
(Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam
laut.... saya katakan, semua matahari dan planet-planet ...."
Selanjutnya
Napoleon Bonaparte berkata :
"Religions
are always based on miracles, on such things than nobody listens to like
Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David.
I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the
turks also call us idolaters."
"Agama-agama
itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang
sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia
keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam
terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat di dalam
agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang
penyembah berhala dan dewa."
Selanjutnya
:
"Surely,
I have told you on different occations and I have intimated to you by various
discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad
and that I love the Musselmans."
"Dengan
penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang
berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap ceramah, bahwa
saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai
orang-orang Islam."
Akhirnya ia
berkata :
"In the
name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no
son and He reigns without a partner."
"Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia
tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping."
Napoleon
Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya
terdahulu, Alkitab. Akhirnya, ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga
semua cerita yang melatar belakanginya.
Dalam buku
yang berjudul ‘Bonaparte et I'Islarn oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’,
Napoleon Bonaparte berkata sebagai berikut :
"I hope
the time is not far off when I shall be able to unite all the wise and educated
men of all the countries and establish a uniform regime based on the prinsiples
of the Qur'an wich alone can lead men to happiness.”
“Saya
meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua manusia yang
berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu kesatuan kekuasaan yang
berdasarkan prinsip--prinsip ajaran Islam, karena hanyalah Qur'an itu
satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan.”
Beberapa
sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau :
- *Buku
‘Satanic Voices - Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock
(1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61
- ** Surat
kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada
tahun 1798.
- ***Buku
‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara, tapi juga sebagai minoritas,
khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte, adalah salah satu
contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di Perancis.
Meskipun,
pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di Perancis pada tgl 15
Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal tersebut sebagai sesuatu
untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah seorang Muslim. Terlepas
dari semua hal tersebut, kiranya kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak
lama setelah mempelajari isi Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama
menguntungkan kaum muslimin dan yang kedua membahayakan mereka.
Ucapan yang
keluar dari mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah
"Aku
telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin
mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka tidak akan
pernah terhinakan."
Adapun
kata-kata yang membahayakan kaum muslimin adalah,
"Selama
Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum muslimin, dan mereka hidup di bawah
naungan ajaran-ajarannya yang sangat istimewa, maka kaum muslimin tidak akan
tunduk kepada kita, kecuali bila kita pisahkan antara mereka dengan
Al-Quran."