Ini adalah
ungkapan dari hati saya ketika berbincang dengan salah seorang teman. Dia
bercerita tentang seseorang yang dari dulu sangat akrab dengan saya, bahkan ia
juga aktifis. Lagi-lagi ngiris hati ini mendengar cerita memilukan itu. Dulu
berkepribadian baik, berpakaian sopan, keluar rumah tidak pernah mengenakan
pakaian diatas dengkul, tapi sekarang tidak malu-malu lagi. Haduh....,, apakah
jiwa islami dan etikanya sudah hilang ya Mas?? Kata Teman saya.. Mendengar
pertanyaan itu saya hanya bisa tersenyum menyembunyikan kekecewaan saya.
Dugem,, hura-hura,, ongkrong,, pacaran gak kenal
waktu,, mabuk,, judi dll adalah budaya luar yang sekarang sudah masuk ke negara
kita. Budaya bebas yang jauh dari budaya asli kita sendiri yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kesopanan dan etika. Dan yang paling sering dilihat jika
keluar rumah adalah cara berpakaian yang juga sudah mulai dilupakan. Mereka
lupa apa fungsi pakaian itu. Sekedar mengingatkan saja, fungsi pakaian yang
utama menurut ajaran Islam, - sebagaimana dijelaskan oleh Allah di dalam
Al-Qur’an Surat An-Nahl : 81 dan Surat Al-A’raaf : 26-, yaitu :
1. Sebagai penutup aurat.
2. Sebagai perhiasan. Maksudnya adalah sebagai
perhiasan untuk memperindah penampilan dihadapan Allah dan sesama manusia.
Sebagai perhiasan, seseorang bebas merancang dan membuat bentuk atau mode serta
warna pakaian yang dianggap indah, menarik, serta menyenangkan, selama tidak
melanggar batas-batas yang telah ditentukan.
3. Sebagai pelindung tubuh dari hal-hal yang merusak,
seperti panas, dingin, angin kencang, sengatan matahari dan sebagainya.
Contoh yang pernah saya baca adalah tentang gaya
berpakaian siswi – siswi sekolah di negara Jepang sana yang hampir semuanya memakai
bawahan rok super mini. Di kyoto, menurut sumber yang saya baca siswi sekolah
kalo make rok rata-rata 16,7cm diatas lutut. Sedangkan di perfecture hyogo
rata2 kurang dari 6,1cm.
Ternyata memang kebiasaan di Jepang hampir semua siswi
– siswi sekolah memakai rok super mini, jadi tak salah lah kalau di Jepang
banyak terjadi kasus Sexual Harassment(pelecehan seksual), lha wong cewek –
ceweknya aja pada ‘berani – berani’ gitu. Jadi silakan Anda simpulkan sendiri
kaitan rok super mini dengan sexual harrasment yang seolah merajalela di
Jepang. Nah, kalau dah kejadian siapa yang salah?? Wanitanya?? ataukah sang
Priya??
Menurut seorang teman, dalam bahasa nakal kalau ngomong Nafsu Seks Itu sama dengan nafsu makan. kita butuh dan terkadang lapar.
ketika nafsu makan ada makanan kemudian dimakan. kalo nafsu seks ???? ada
pasangan… makan juga… karena emang hanya membutuhkan pasangan untuk itu…
pasangan = makanan. sama-sama untuk memenuhi nafsu. Pengetahuan
tentang agama saja tak akan cukup untuk mengatasi hal yang satu ini, tanpa
adanya pemahaman dan ketaqwaan kepada Dzat Yang Menciptakan Nafsu. Kalau saya mengibaratkan begini; “Kucing kalau
didepannya ada paha/ "gereh"(sejenis ikan laut) pasti dimakan”. Hanya kucing beretika saja yang minta ijin kepada
tuannya boleh tidak itu dimakan? Tapi pertanyaannya sekarang, masak sih kucing
minta ijin.. hehe..
Karena itu, ingatlah pepatah jawa yang mengatakan “ajining raga
dumunung ing busana“. Sebab jika memahami konsep “ajining raga dumunung ing
busana, yang artinya badan jasmani seseorang akan dihargai jika dibungkus
dengan busana yang pantas. Cara berpakaian yang luwes akan membuat mudah bergaul dengan segala lapisan sosial. Semakin
tinggi kelas sosial seseorang biasanya ia berpakaian yang lebih baik dan sopan
tentunya.
ADS HERE !!!